Wednesday, October 26, 2011

Perubahan Untuk Kenyamanan

Perubahan. Seseorang kadang takut akan sebuah perubahan atau mungkin seseorang bisa jadi menyukai perubahan yang akan ia lakukan atau malah sudah terjadi. Entah kenapa perubahan bisa sangat menakutkan, mungkin karena ia terlalu nyaman di situasi itu sehingga ia takut ketika perubahan itu terjadi kenyamanan yang ia rasakan tidak sama seperti apa yang sedang dirasakannya.  Sebaliknya, perubahan bisa sangat di senangi mungkin karena situasi yang ia alami sudah membuatnya tidak nyaman sehingga ia harus bangkit dan mencari kenyamanan baru. Atau mungkin ia sebenarnya masih nyaman untuk tinggal lebih lama dalam situasi yang nyaman itu tetapi ia sangat sadar bahwa harus ada peningkatan dalam setiap kenyamanan di setiap situasi yang ia lalui.
Bagaimana dengan anda? Apakan anda sedang mencari titik kenyamanan itu? Atau anda sedang berada di situasi yang begitu nyaman? Apakah anda akan berdiri dari kenyamanan itu untuk mencari peningkatan kenyamanan itu?
Apapun jawabannya anda mengalami perubahan untuk sesuatu yang akan membuat anda nyaman. Dan tingkat kenyamanan setiap orang pasti berbeda.

Saturday, September 17, 2011

Apakah Harus Dimengerti?

Kenapa sangat sulit untuk mengerti?
Hal yang sulit menjadi semakin sulit untuk dimengerti bahkan hal yang seharusnya mudah untuk dimengerti pun menjadi begitu sulit.
Apakah semua itu harus dimengerti?
Tak bisakah sebelum mengerti kita bersikap terlebih dahulu?
Harusnya semakin bertambahnya waktu dan usia semua menjadi lebih mudah bukan?
Apakah memang ini sebuah kenormalan?
Apakah memang ini yang seharusnya?
Berusaha untuk berhenti disuatu tempat bukan hal yang baik mungkin. Semuanya terlalu cepat berjalan sehingga tempat pemberhentian itu hanya seperti melihat pemandangan dari dalam kereta api yang melaju cepat.
Apa yang salah?
Dan apa yang benar?
Begitu sulit. Pikiran tak tentu arah. Pikiran berlawanan dengan hati. Kadang mereka bisa sejalan tapi tidak dengan sang sikap.
Semua bercabang.
Dimana letak kesalahannya?
Dimana titik kemudahan itu?


Titik mudahnya adalah ketika seseorang selalu ingin dimengerti lalu ia tak ingin mengerti orang lain.
Kesulitannya adalah ketika seseorang harus mengajak egonya untuk melunak agar lebih mudah mengerti sesuatu yang ingin dimengerti.

Monday, September 5, 2011

Seolah-Olah

Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka paling tahu.
Mereka berbicara.
Seolah-olah mereka paling benar.
Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka paling mengerti.
Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka paling didengar.
Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka berada di atas segalanya.
Mereka bicara,
Seolah-olah mereka paling manusiawi.
Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka paling bijak.
Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka paling berani.
Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka paling menyedihkan.
Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka mahkluk paling sempurna.
Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka yang mendengarkan berhati baja.
Mereka berbicara,
Seolah-olah mereka yang paling jujur.

Mereka bisa berarti anda, bisa berarti saya, bisa berarti orang-orang disekitar kita. Semua orang mengalami ini, termasuk saya.

Sunday, September 4, 2011

Ini Bukan Soal Cinta

Cinta hanya beberapa bagian yang termasuk di dalamnya. Inilah hidup.
Terlihat mudah ketika direncanakan dan sulit untuk merealisasikannya. Dan saat usaha realisasi itu dilakukan hasil yang direncanakan belum tentu akan sama, bisa menjadi kekecewaan dan bisa menjadi kepuasan yang membuat bahagia. Mungkin juga kedua hasil tadi bisa berbalik menjadi kekecewaan yang membuat bahagia dan kepuasan yang membuat kekecewaan. Sekarang tergantung dari kita bukan? Mungkin lebih tepatnya dari niat kita menjalaninya.

Hidup juga sepertinya tergantung. Tergantung apa yang dipilih untuk menjalaninya. Tergantung cara berfikir kita untuk melihat sesuatu dari sisi yang berbeda. Tergantung satu sama lain dengan semua mahkluk yang diciptakan seperti rantai.

Hidup juga tidak hanya tergantung tapi juga pilihan. Pilihan untuk menjadi yang dipilih. Pilihan untuk menjadi yang memilih. Memilih atau dipilih sangat berkaitan karena pada situasi tertentu kita akan merasakan dipilih dan memilih. Pilihan untuk berada di posisi yang sama, entah itu dalam posisi yang sangat tidak nyaman atau posisi yang sangat nyaman. Seperti dipilih-memilih, pada kondisi tertentu kita akan merasakan keduanya. Pilihan untuk tetap hidup pada saat menyerah dan ingin mati. Pilihan untuk memilih untuk tidak memilih.

Hidup juga berjalan. Berjalan untuk masa depan. Berjalan untuk masa lalu. Berjalan ditempat dan waktu tetap berjalan bahkan seperti berlari.

Hidup adalah ‘bagaimana’. Bagaimana membuat rencana hidup kita berjalan dengan baik, kalaupun tidak bagaimana menerima hasil yang akan diterima dari usaha untuk mengupayakan rencana itu terwujud dengan niat yang baik. Bagaimana kita membuat hidup yang tergantung itu tidak menjadi candu yang berlebihan kemudian menjadi parasit. Bagaimana menentukan pilihan yang tepat. Mungkin bukan tepat tapi membuat pilihan yang tidak merugikan diri kita sendiri ataupun orang lain. Bagaimana membuat pilihan itu menjadi pilihan yang ternyaman. Bagaimana pada saat semuanya berjalan kita mampu beradaptasi dengan keadaan.

Monday, August 29, 2011

Little Of Me

Malam ini saya sedang terinspirasi untuk membuat ucapan selamat Idul Fitri 1432 dengan membuat sebuah gambar yang saya design dari indesign. Ketika itu juga saya terfikir untuk memasukkan foto saya yang menggunakan jilbab, tetapi tiba-tiba yang terbayang adalah foto saya bersama adik saya Viska. Setelah itu saya langsung mencoba untuk membongkar album foto lama dan ketemu lah foto ini.
 

Dan ketika saya menemukan foto itu hilanglah konsentrasi saya untuk membuat gambar yang saya rencanakan karena saya melihat begitu banyak foto-foto yang membuat saya berusaha untuk mengingat moment ketika saya masih kecil. Beberapa foto masih 'terasa' tapi kebanyakan saya tidak terlalu ingat kemudian hanya membuat saya tersenyum dan gemas.

Foto ini diambil ketika saya berumur 3 bulan

Entah kenapa dulu saya sangat tidak suka memakai sepatu doc marten  yang sedang saya pakai difoto itu.

Baju ini pemberian nenek saya, dan foto ini diambil untuknya

Baju daerah Melayu ini saya kenakan ketika pawai 17 Agustusan. Bunga yg ditelinga saya dipetik di halaman tetangga sebelah rumah. hahahaha..

Siapa kah ini? Mama saya ketika berumur 20 tahun, umur saya masih 2 bulan dan baru dibotakin.

Entah kenapa saya bergaya seperti itu, mungkin karena selalu berhasil mencoret seluruh dinding rumah dan menggunting gorden mama.

Mengenakan baju bodo* pertama kali saat umur 6 tahun untuk acara 'sunat'*.

Di dalam album itu tidak hanya ada foto-foto saya, tapi juga foto-foto saya bersama adik-adik saya. FYI, Papa saya sangat suka fotografi. Dengan kamera Canon A1 (kalau tidak salah) yang masih tersimpan rapih sampai sekarang, anak-anaknya di jadikan sebagai modelnya. Setiap moment tak pernah terlewatkan. Foto-foto yang telah di cetak dikirim untuk nenek saya dan sebagian lagi di simpan dalam frame.

Saya, Bathara, Viska

Dan saya rindu ketika saya masih bisa di pangku Papa.

Viska dan saya memakai mukenah yang dibuat dan dikirimkan nenek untuk kami.

Ini? bukan saya, tetapi adik bungsu saya, Soraya.

Viska adalah satu-satunya yang serambut pirang dengan kulit putih diantara saya dan adik saya yang lain.

Kak Regi, Bang Andri, saya, Bang indra, Bang rendi, Kak ruri. Mereka adalah teman sekaligus abang dan kakak dari kecil.

1997

Perpisahan kelas 6 SD pergi ke danau Toba.

2004. Dina dan Vera. Jakarta. SMPN 30.


ALAY. Pasti pada saat anda melihat foto diatas? Jangankan orang lain, saya sendiri pun berfikir seperti itu. HAHAHHAHHAA! Tapi berbeda kalau saya melihat foto itu pada saat tahun yang saya sebutkan, semua terlihatr keren dan lucu. Foto itu membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Tidak hanya itu tetapi foto yang berikut juga membuat saya sakit perut menahan tawa. Mungkin tidak hanya saya yang memiliki foto seperti itu, pasti setiap orang juga punya. Atau mungkin foto yang sekarang ini saya anggap bagus beberapa tahun lagi akan jadi bahan tertawaan juga.

2005. M Studio. Dicky, Vera, Idam, Dyah, Dina, Lala. SMPN 30.

Foto-foto itu seperti mesin waktu sekaligus kaca untuk saya. Kenapa? karena saya merasa seperti kembali pada saat itu merasakan moment yang telah terjadi di masa itu. Saya bisa melihat perkembangan seorang anak perempuan dimulai dari saat saya berusia bulanan sampai belasan bahkan sampai saya berumur 21 tahun seperti sekarang. Rasanya campur aduk. Haru. Senang. Tidak suka. Entahlah kenapa begitu tapi setidaknya semua yang saya rasakan pada saat campur aduk itu saya tersenyum sangat lebar. Banyak hal yang saya lewati yang akan membuat saya berdiri dengan mantap juga bersyukur diberikan keluarga, teman dan umur yang panjang.. Saya percaya Semua itu adalah proses untuk kebaikan hidup saya ini.

Tuesday, August 23, 2011

ENTAHLAH

Entahlah. Kata itu terlalu sering saya ucapkan dalam hati belakangan ini.
Entahlah kenapa saya sering menyebutkan kata itu.
Entahlah arti dari kata entahlah yang saya sebutkan.
Entahlah mungkin juga karena lelah.
Entahlah mungkin juga karena ketidaktahuan saya akan 5 detik, 5 menit, 5 jam, 5 hari, 5minggu bahkan sampai 5 tahun kedepan.
Entahlah mungkin karena khawatir. Atau takut?
Entahlah mungkin takut dan khawatir punya arti yang beda tapi buat saya mereka saling keterkaitan.
Entahlah mungkin karena sesuatu yang terlalu terang. Silau.
Entahlah mungkin karena sisi lain sesuatu itu telalu gelap. Seperti buta.
Entahlah mungkin karena saya terlalu sering menyebutkan mungkin.
Entahlah apa yang akan terjadi.
Entahlah kapan saya akan berhenti menyebutkan entahlah.
Entahlah mungkin jika saya menemukan jawabannya.
Entahlah apakah saya akan benar-benar berhenti ketika jawaban itu ditemukan.
Entahlah apakah kalian bosan membaca tulisan ini.
Entahlah kapan berakhirnya.
Entahlah harus dihakhiri atau tidak.

Entahlah KAWAN.

Wednesday, August 17, 2011

Keterbatasan Tidak Menghalangi Kreatifitas

Hari Sabtu, 13 Agustus kemarin akhirnya saya bersama teman-teman berhasil menjalankan project photo shoot yang sudah di rencanakan sebulan sebelumnya. Saya pikir ini hanya sekedar rencana belaka yang tidak akan terlaksana seperti rencana bersama beberapa teman saya yang lainnya, saya masih berharap rencana itu akan terlaksana suatu hari nanti. Oke, photo shoot kemarin tercetus dari teman-teman satu kampus saya yaitu Adinda Hediana, Elsa Indah, Shinta Wandari. Pada hari itu kami hanya bermodalkan kamera canon 1000D, tripod, seprei berwarna putih dan cahaya matahari yang pada hari itu sangat bersahabat. Puasa di hari itu tidak menyulutkan semangat kami. Tanpa seorang fotografer kami bergantian untuk menset kamera beserta timernya. Lensa yang digunakan juga hanya satu macam yaitu lensa bawaan dari 1000D itu sendiri. Untuk lokasimya kami menggunakan beberapa sudut rumah Adinda. Dan bagian yang menyebalkan adalah ketika kami sedang foto di halaman depan rumah setiap orang yang lewat memandang kami aneh, ada lagi pemungut sampah selalu menggoda-goda kami dengan mulut jailnya. Sedemikian rupa kami membuat balkon seperti studio mini. Tadinya ami merencanakan memakai 5 baju yaitu baju yang berwarna hitam, pale, colorful, jeans shirt dan baju garis-garis tapi ternyata yang untuk jeans shirt dan colorful tidak diambil karena sudah mendekati buka matahari sangat kurang dan tenaga kami sudah tidak cukup, kami kehausan.hahahaha..
Untuk make-up, baju dan aksesoris kami mamakai milik pribadi yang tentunya kami pakai berganti-gantian sesuai baju dan pada saat itu suasana kamar Dinda seperti kapal pecah karena sepatu, aksesoris, baju dan yang lain-lain bercampur aduk. Tapi semua itu tidak membuat kami kapok untuk merencanakan photo shoot yang berikutnya dengan konsep yang berbeda lagi.




Jepretan pertama, halaman depan rumah Dinda.

Tempat kedua adalah garasi rumah.


Studio ala-ala.

Kamar.




Adinda Hediana


Elsa Indah

Shinta Wandari


Sunday, March 27, 2011

Maluku Utara, Ternate.

Tidak terbayangkan sebelumnya saya bisa menginjakkan kaki di daerah Maluku Utara, Ternate. Perjalanan yang membutuhkan waktu hampir 3 jam dari Jakarta terbayar dengan pemandangan yang indah, makanan yang begitu nikmat dan sambutan orang-orang yang begitu baik. Kedatangan saya di bulan Februari lalu untuk melakukan shooting FTV yang berjudul "Bidadari Halmahera". Kali ini saya bermain bersama Fandy Christian, Erly Asih, Hari Patah Kaki dan pemain-pemain yang berasal dari daerah Ternate itu sendiri. 10 hari di Sana rasanya belum cukup untuk mengelilingi tempat-tempat indah disana.

Gunung yang terlihat adalah gunung yang ada di gambar uang seribu.

Gambar ini diambil dari sebuah restaurant yang bernama Florida.
Baju adat yang dipakai mempelai wanita disana
Pertama kalinya saya ke pelelangan ikan, foto ini diambil ketika adegan berbelanja bersama Mama.
Fandy Christian berperan sebagai Rizal.
Baju daerah Ternate yang saya gunakan untuk adegan menikah.
Mereka adalah make-up dan wardrobe team yang seru. (mba Ome, mba Cika, mba Sarah)
Tante Erly Asyh yang menjadi ibunya Bidadari, foto ini diambil olaeh producer di Florida.
Keadaan menunggu di sofifi, Halmahera.
Suasana di Lokasi shooting di sofifi, Halmahera.
Fandy Christian, Bang Budhi Nova dan saya.
Bang Fadli(script), saya, Nelson(lighting)
Kamera yang dipakai selama shooting adalah X3 dan lensa film.
Patung Bidadari di depan kantor Gubernur yang bertempat di Sofifi, Halmahera.