Saturday, January 8, 2011

'Mahkluk Sosial'

Manusia adalah mahkluk sosial. Mahkluk sosial yang dimaksud adalah manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu memerlukan pada orang lain. Kalimat-kalimat tadi pertama kali saya dengar pada saat saya masih di bangku sekolah. Belakangan ini saya berfikir tentang kalimat-kalimat itu dan timbul pertanyaan dam otak saya, "apakah manusia benar-benar seorang mahkluk sosial?, apakah manusia bisa hidup sendiri? Apakah menjadi mahkluk sosial akan selalu berdampak baik bagi kehidupan seseorang? Apakah ada seseorang yang hidup tanpa orang lain?".
Saya terus berfikir dan berusaha menjawab dengan hidup yg baru saya lalui 20 tahun ini.

"Apakah manusia benar-benar seorang mahkluk sosial?"

Menurut saya tidak selalu. Kebanyakan manusia akan menjadi mahkluk sosial ketika mereka memiliki kepentingan/kebutuhan dan saat kepentingan/kebutuhan mereka terpenuhi ia akan kembali menjadi manusia yang individual apalagi di kota-kota besar. Saat saya membahas ini teman saya menyebut manusia yang individual itu adalah Megantropus polonitanus indivikus. Tetapi kadang ada baiknya orang berlaku seperti itu karena tidak akan terlalu mengganggu tapi disisi lain kadang orang-orang mengatakan "habis manis sepah dibuang". Yaa, memang kebanyakan seperti itu.

"Apakah manusia bisa hidup sendiri?"

Menurut saya tidak. Kadang ada saatnya memng manusia menjadi mahkluk yang individual tp bukan berarti dia tidak perlu orang lain dan hidup sendiri. Mungkin di dunia ini beberapa diantaranya lebih memilih hidup sendiri, tapi seberapa besar usaha mereka untuk hidup sendiri tetap mereka akan membutuhkan orang lain. Menurut saya manusia saling membutuhkan sejak ia akan menjadi segumpal darah dan akhirnya lahir menjadi manusia utuh. Semuanya saling membutuhkan.

"Apakah menjadi mahkluk sosial akan selalu berdampak baik bagi kehidupan seseorang?"

Saya rasa menjadi mahkluk sosial tidak akan selalu berdampak baik bagi pihak-pihak yang berkaitan. Tetapi semua itu kembali pada kita lagi, bagaimana cara kita melihat keperluannya. Akan berdampak baik bagi pihak-pihak yg bekerjasama apabila mereka melakukan komunikasi yang baik satu sama lain dan tidak mengandalkan ego mereka yang berjalan. Dan yang akan membuat semua berdampak baik adalah ketika ketergantungan itu tepat pada porsinya, tidak menjadi ketergantungan yang berkepanjangan. Kebanyakan yang saya lihat adalah ketergantungan yang berkepanjangan, mungkin dalam hal tertentu atau keadaan tertentu itu akan menjadi baik seperti keadaan orang yang agak keterbelakangan mental. Memang hal yang sulit untuk menempatkan keperluan untuk saling tergantung pada porsinya seperti remaja yang memasuki pendewasaan, akan sulit jika ia tetap bergantung pada orang tuanya dalam hal tanggung jawab dan pemikirannya. Tetapi semua akan lebih mudah jika kita belajar dan berusaha.

"Apakah ada seseorang yang hidup tanpa orang lain?"

Saya pikir, pertanyaan ini sudah terjawab dari yang saya tulis di atas. Mungkin memang ada yang berusaha hidup dalam kesendiriannya tetapi saya membayangkan betapa menyedihkannya hidup tanpa orang lain. Ketika ia hidup sendiri tak ada yang ia bagi pada orang lain, tawa, tangis, marah, semua ia nikmati sendiri. Mungkin ada saat dimana setiap orang memerlukan waktu untuk sendiri tapi tidak berarti sendiri sepanjang hidupnya.

Ya, apapun itu seharusnya kita bersyukur masih memiliki rasa untuk menjadi 'mahkluk sosial' dan memiliki orang-orang sekitar yang secara tidak sadar membentuk kepribadian kita.

-Jian-

1 comment: