Monday, August 29, 2011

Little Of Me

Malam ini saya sedang terinspirasi untuk membuat ucapan selamat Idul Fitri 1432 dengan membuat sebuah gambar yang saya design dari indesign. Ketika itu juga saya terfikir untuk memasukkan foto saya yang menggunakan jilbab, tetapi tiba-tiba yang terbayang adalah foto saya bersama adik saya Viska. Setelah itu saya langsung mencoba untuk membongkar album foto lama dan ketemu lah foto ini.
 

Dan ketika saya menemukan foto itu hilanglah konsentrasi saya untuk membuat gambar yang saya rencanakan karena saya melihat begitu banyak foto-foto yang membuat saya berusaha untuk mengingat moment ketika saya masih kecil. Beberapa foto masih 'terasa' tapi kebanyakan saya tidak terlalu ingat kemudian hanya membuat saya tersenyum dan gemas.

Foto ini diambil ketika saya berumur 3 bulan

Entah kenapa dulu saya sangat tidak suka memakai sepatu doc marten  yang sedang saya pakai difoto itu.

Baju ini pemberian nenek saya, dan foto ini diambil untuknya

Baju daerah Melayu ini saya kenakan ketika pawai 17 Agustusan. Bunga yg ditelinga saya dipetik di halaman tetangga sebelah rumah. hahahaha..

Siapa kah ini? Mama saya ketika berumur 20 tahun, umur saya masih 2 bulan dan baru dibotakin.

Entah kenapa saya bergaya seperti itu, mungkin karena selalu berhasil mencoret seluruh dinding rumah dan menggunting gorden mama.

Mengenakan baju bodo* pertama kali saat umur 6 tahun untuk acara 'sunat'*.

Di dalam album itu tidak hanya ada foto-foto saya, tapi juga foto-foto saya bersama adik-adik saya. FYI, Papa saya sangat suka fotografi. Dengan kamera Canon A1 (kalau tidak salah) yang masih tersimpan rapih sampai sekarang, anak-anaknya di jadikan sebagai modelnya. Setiap moment tak pernah terlewatkan. Foto-foto yang telah di cetak dikirim untuk nenek saya dan sebagian lagi di simpan dalam frame.

Saya, Bathara, Viska

Dan saya rindu ketika saya masih bisa di pangku Papa.

Viska dan saya memakai mukenah yang dibuat dan dikirimkan nenek untuk kami.

Ini? bukan saya, tetapi adik bungsu saya, Soraya.

Viska adalah satu-satunya yang serambut pirang dengan kulit putih diantara saya dan adik saya yang lain.

Kak Regi, Bang Andri, saya, Bang indra, Bang rendi, Kak ruri. Mereka adalah teman sekaligus abang dan kakak dari kecil.

1997

Perpisahan kelas 6 SD pergi ke danau Toba.

2004. Dina dan Vera. Jakarta. SMPN 30.


ALAY. Pasti pada saat anda melihat foto diatas? Jangankan orang lain, saya sendiri pun berfikir seperti itu. HAHAHHAHHAA! Tapi berbeda kalau saya melihat foto itu pada saat tahun yang saya sebutkan, semua terlihatr keren dan lucu. Foto itu membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Tidak hanya itu tetapi foto yang berikut juga membuat saya sakit perut menahan tawa. Mungkin tidak hanya saya yang memiliki foto seperti itu, pasti setiap orang juga punya. Atau mungkin foto yang sekarang ini saya anggap bagus beberapa tahun lagi akan jadi bahan tertawaan juga.

2005. M Studio. Dicky, Vera, Idam, Dyah, Dina, Lala. SMPN 30.

Foto-foto itu seperti mesin waktu sekaligus kaca untuk saya. Kenapa? karena saya merasa seperti kembali pada saat itu merasakan moment yang telah terjadi di masa itu. Saya bisa melihat perkembangan seorang anak perempuan dimulai dari saat saya berusia bulanan sampai belasan bahkan sampai saya berumur 21 tahun seperti sekarang. Rasanya campur aduk. Haru. Senang. Tidak suka. Entahlah kenapa begitu tapi setidaknya semua yang saya rasakan pada saat campur aduk itu saya tersenyum sangat lebar. Banyak hal yang saya lewati yang akan membuat saya berdiri dengan mantap juga bersyukur diberikan keluarga, teman dan umur yang panjang.. Saya percaya Semua itu adalah proses untuk kebaikan hidup saya ini.

4 comments:

  1. Renungan Idul Fitri

    ketika isak tangis berbicara, tentang nyanyian2 surga,
    membuat hari2 larut dalam sadar diri
    risau hati ini namun aku masih saja terpukau oleh sang surya.
    suara2 kita mendebur bagai ombak diangkasa
    saat matahari tumpah ruah menyengat mata
    mengapa gadirku dan hadirmu seakan meminta cahaya semesta.
    aku melihat para pengembara belum berhenti
    meski bara api dan panas terlampau menyakiti
    tapi masa depan meungkin tengah bersabda
    bahkan memujamu saat kau belum pantas dipuja
    saat tak ada lagi obat bagi kepedihanmu
    aku hampir saja tersesat berada di dunia ini
    tapi di keabadian langit biru puisi2 cinta terus membentang dan membahana.
    masih kudengar dengungan merdu tasbih para malaikat
    saat mereka menjadi tamu2 penghuni surga
    bergelora dalam mimpi, membentang dalam jiwa dan memenuhi segala musim.
    mengapung di cakrawala bagai lingkaran suci.
    sampai aku memandangmu jauh ke dalam sanubari
    namun engkau masih bersamaku disini.
    melepaskan cemas yang membuatmu tak ingin mendengar lagi, tapi biarkan kita terlahir kembali.
    dalam kesucian hati para nabi dan kecucian cinta para bidadari.
    biarlah hari2 berkelana tanpa harus kembali
    cukuplah kita yang kembali karena Tuhan tempat kita kembali, selamat Idul Fitri.

    ReplyDelete
  2. Ternyata, Jian Batari sangat unik dan lucu.
    berbeda sekali dengan saat berada di layar kaca.

    ReplyDelete